Kisah Unik Bitcoin: Kejar-kejaran Dengan Mobil, Kebangkrutan dan Hacker

Timlo.net--Kisah yang meliputi mata uang virtual bitcoin akhir-akhir kian menyerupai jalan cerita film menegangkan soal teknologi di tahun 1990-an. Pria berusia 64 tahun yang awalnya diduga sebagai pendiri bitcoin terlibat dalam aksi kejar-kejaran dengan mobil berkecepatan tinggi dengan para wartawan di Los Angeles, Amerika Serikat (AS), Kamis (6/3).

Satoshi Nakamoto, yang diperkirakan memiliki kekayaan sekitar $400 juta (Rp4 triliun) dan dianggap sebagai pencipta bitcoin oleh Newsweek, menolak segala bentuk keterlibatan dari mata uang virtual itu. Hal tersebut tidak mengurungkan niat para wartawan untuk mewawancarainya, mereka bahkan memutuskan untuk “berkemah” di luar rumah pria itu.

“Saya tidak terlibat dengan bitcoin. Tunggu sebentar, saya ingin makan siang gratis dulu. Saya akan pergi dengan pria ini,” kata Nakamoto sembari menunjuk seorang wartawan Associated Press (AP). “Saya tidak terlibat dengan bitcoin, saya tidak tahu apapun mengenai hal itu,” tambahnya.

Dia lalu pergi dengan mobilnya dan dikejar oleh para wartawan lain yang mengikutinya ke sebuah restoran sushi.

Walaupun dia menolak anggapan bahwa dia pencipta bitcoin, wartawan Newsweek Leah McGrath Goodman tetap membela klaim yang dia buat bahwa Nakamoto adalah pendiri bitcoin. “Saya tidak ragu sedikitpun,” katanya kepada Business Insider.

Ternyata situasi ini memiliki beberapa dampak serius terhadap Bitcoin.

“Saat ini bukanlah masa yang membanggakan dalam sejarah bitcoin, saya pikir siapapun yang terlibat merasa lebih bahagia tanpa pria ini diikuti kamera di halaman rumahnya,” kata Jeff Macke dari Yahoo Finance.

Investor bitcoin seperti Marc Andreessen memilih tidak membicarakan soal Nakamoto, kata Macke, karena cerita ini hanya memperburuk kondisi bitcoin yang sudah diserbu dengan berita-berita buruk.

Pada 25 Februari lalu, Mt. Gox, sebuah jasa penukaran yang menangai 75 persen dari transaksi bitcoin, tutp dan mengajukan kebangkrutan setelah mengakui bahwa 850 ribu bitcoin (atau sekitar $450 juta/ Rp4,5 triliun) milik para pelanggannya hilang.

Sumber: Timlo.net

(DK)